In a world that's filled with sorrow

Minggu, 21 Agustus 2016

senyum damai penghuniku

Kebebasan, ketika dijalankan, seperti melepas adrenalin yang memompa jantung lebih cepat dan membuka mata lebih lebar.

Sedikit ku kutip tulisan Anida Dyah " under suthern stars 4500km, 30 hari, 4 petualang, 1 benua"

Aku berusaha mengulurkan tangan ke atas menggapai udara berusaha meraih bintang angkasa. Pikiranku seperti bintang-bintang itu. Tersebar secara bebaa dan acak
"Cantiknya ya cahayanya?" Thomas berkata dengan tenang dan pelan. Ini adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk melihat jutaan bintang dengan mata telanjang".

Hati ini berpenghuni miliknya bagaikan senyum damai di tiap waktunya, menaruh sebuah berlian di tengah hatinya seolah berharap akan sebuah mimpi mengubah berlian menjadi hamparan mimpi menjadi cerita. Cerita yang akhirnya berhujung pada kata manis untuk selalu menaruh rasa sayang pada pundak wanita di cintai, tidak begitu berat namun memiliki tanggung jawab untuk di pikul bersama , aku bertaruh harapan untuk apa yang di pikirkan oleh mu disana. Engkau pun sama untuk menaruh butiran embun pagi kepadaku agar selalu terjaga dari biasnya angin menerpa.

Sesungguhnya dari setiap makna yang tercipta untuk insan bukan untuk mengukir sebuah sejarah yang mengagumkan, namun pengalaman yang bisa menjadi koreksian dari berbagai cerita nantinya dengan sebuah senyuman hati penuh tanya?? Akan kah harus kita ulang atau sebaliknya jangan pernah sampai jatuh kedua kalinya.....

Berfikir mengenai jauhnya sebuah jarak ada prinsip yang di tanamkan pada akar dan batang, lalu di siramkan agar dapat tumbuh dengan benih yang baik seolah tidak memperdulikan setinggi-tingginya pohon akan selalu mendapat cobaan yang menerpa.
Namun sejak dini dia siram bibit tersebut agar diriku dan dirinya memiliki filosofi "akar ini akan menjadi kuat agar menghasilkan sebuah batang yang kokoh"

Kita alihkan pembicaraan tersebut teringat tulisanku dulu, ku coba diri ini menjadi laut dan ia menjadi daratan siapa sangka , jawaban dari akhir tulisan tersebut ialah ..... sebelum diriku mencoba merelungnya dia lebih dahulu berdiam diri dibawahku menjadi pasir pantai berdaratan penuh dengan ke elokan namun akhirnya aku datang mencarinya, dan kali ini juga aku mengatakan ke dua kali siapa sangka.... di bawah laut akhirnya ada daratan dulunya bersemayam dan akhirnya laut mencintainya dan daratan mencintainya didasar lautan (dasar hati maksudnya hehe)... 

Berkejar-kejaran seolah dalam lingkiran tak berujubg, bercari-cari bagaikan 1 ruangan tapi tidak saling melihat. akhirnya cerita tersebut memberikan penawar jika setiap rasa memiliki makna yang berbeda maka yang kurasakan terlebih dahulu sebelum menjadi mania ialah rasa pahit menerkam lidah, akhirnya manis memberikan rasa tersendiri untuk mencoba memahaminya...
unik bukan ??? Jelas unik , karena tak akan pernah terajut sebuah kain jika penenun menjadi sabar , karena sabar mencoba membenahi benang kusut sebelum menjadi kain yang berharga dari untaian benang yang di selesaikan oleh penyabar.

Sekarang hukum kausalitas tidak pernah salah karena timbul sebuah akibat karena sebab, jika aku mengetahui akibatnya lalu dia akan mengerti sebab aku memilihnya , karena tidak lain bukan karena lamanya jarak hilangnya kotak pos depan rumah, namun ada hal yang menarik hati ini kepadamu yang sulit kuungkapkan kepadamu , dan keyakinan selalu terikat sumpah pada hatimu bahwasanya melindungi seorang yang berharga , lebih besar tanggungbjawabku kepada mu karena jika lalai dalam sebuah tanggung jawab mungkin aku tidak bisa mendapatkan kepercayaan itu.
Aku tidak ingin kita adu pemikiran hingga mencoba mengangkat senjata dalam ghuzul fikri karena, aku akan berusaha tidak menaikan derajat ke kepalaku karena beban perasaan seorang wanita lebih berat di bandingkan beban seorang lelaki 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar