In a world that's filled with sorrow

Jumat, 09 Maret 2018

Bunga di padang tandus

Sekilas aku tak pernah menyangka sebelumnya perjalanan ku kian jauh, semakin aku melangkah semakin erat ku genggam tangannya agar tidak terlalu jauh.

Saat ini situasi sulit sedang hadir bersama petaka yang sudah di sangka sebelumnya, lantas aku tidak pernah bergegas untuk mempercayainya bahwasannya dirimu akan hidup meski tandusnya padang lebih besar dari tetesan air yg di simpan.

Arogansi bukan caraku untuk langsung memetik toh dia pasti tak akan hidup lama, namun aku beranggapan jika aku berkata demikian aku pun sama dengan bunga tersebut toh aku pasti tidak akan hidup lama.....

Aku takut jika bunga yang ku siram ikut mengering terbawa tandusnya tanah namun aku tidak bisa memaksannya untuk tetap berkembang dan mekar selayaknya yang di inginkan. Aku tidak ingin meyakinkan mu dengan buta. Karena aku yakin sebatas lisan bisa di ukur. aku lebih baik menyata untuk menyirami mu dan aku selalu percaya tumbuhmu, tuturmu, hingga apabila dirimu berbohong pun aku percaya karena aku mencintaimu bukan terpaksa dan memaksakan mu untuk sebaliknya. Jika dirimu ingin mengering, mengeringlah bersama padang, jika kau ingin tumbuh, tumbuhlah jangan segan-segan. Aku bukan tidak perduli terhadapmu dengan mengatakan demikian, aku hanya tidak ingin memaksa mu, aku tahu kau sudah cukup menderita dengan himpitan padang tandus denganmu dan apabila aku menambahkan suatu problema maka dirimu semakin kebingungan.

Yakinlah aku tidak memiliki lagi jiwa seperti dlu yang mudah panas akan suasana. Aku bukan putus asa dengan ini aku hanya tidak ingin bunga miliku letih dan bosan terhadap ini semua. aku hanya bisa mencintaimu dengan baik, jikapun mengalah merupan jalan terbaik untuk mengurangi bebanmu maka aku tak segan mencintaimu lebih baik lagi dan pastinya aku senang melihatmu bahagia meski aku bukanlah yang membahagiakanmu dan aku rela mengalah, karena aku di ciptakan bukan untuk memaksakan ini semua