In a world that's filled with sorrow

Selasa, 31 Mei 2016

Teduh Atas Sebuah Isyarat

Dalam waktu yang hampir menghilang perlahan hal itu sengaja ingin dihilangkan dengan berbagai sebuah tanda kecil yang penuh dengan tanda-tanda.
Tanda tersebut ialah sebuah isyarat dari kata yang di ucapkan agar penulis mengurungkan niatnya untuk mengejar bunga yang terbawa angin.

Ketika perguliran hari demi suatu gelap mencari keriuhan suara di tengah padamnya matahari. Penulis selalu dengar sebuah tanda yang tidak di ingin dia dengar . Kemungkinan kecil sekali penulis bisa mematahkan omonganya sebuah sadar mengingatkan tentang who am I ?? Lalu berkaca pada hati ini dan berbicara.... iya saya memang pantas untuk di berikan isyarat demikian. Penulis menitipkan sebuah kesahnya terhadap pikirannya hingga ingin memecahkan dan mencabut hardisk di otaknya dan melupakan.... penulis percaya suatu saat ada sebuah penyesalan terbesar dalam sebuah cerita yang tak pernah diketahui kebenarannya apakah sebuah keseriusan sudah tidak menjadi sebuah janji yang menguatkan argument!!!
penulis tidak begitu kesal dengan semua isyarat dan seolah tidak peduli... maafkan aku sebagai penulis aku hanya bercerita tentang kilasan pemikiran  bukan atas persetan dengan virus strawberry...
apakah penulis lelah??? Tentu tidak... apakah penulis letih???tentu tidak... apakah penulis merasa hilang???....... tentu......
"Hilir padam kelaparan dengan kekosongan publik"
Maafkan saya... dengan begitu banyak tanpa basa-basi kata yang sering di ucapkan oleh itu semua. saya tidak bisa berbica dengan kata yang penuh dengan abstrack untuk to the point secara langsung saya lebih suka.. begitu banyak tanda dari ucapanmu tidak membuatku pura-pura tidak tahu aku hanya mengiringi suasana gelap saja ... mungkin tinggal beberapa hari lagi saja maafkan saya ya ☺.......

Senin, 23 Mei 2016

CEMARA TANPA HEMBUSAN ANGIN




Tanpa sebab sebuah hilir tak datang menerpa sebuah pohon cemara. Bukan main mentap dari bawah keatas menimbulkan sebuah analogi baru untuk membicarkannya.

Terbitlah suatu cahaya membumbung tinggi menerjang angkasa. Suatu ketika perjalanan terhenti membasuh letih mengalir ternyata sandaran ini terhenti di sebuah hutan pinus yang harum memberikan semangat bersama kicauan burung-burung. Angin tak berhembus sama sekali namun kerindangannya membuat teduh seperti hal lainnya yang di inginkan.
menerjang sebuah mimpi ternyata baru diketahui sebuah ilmu yang akan di dapat dan menyerap sebuah pikiran didapati dari sebuah alam dan buku perbedaannya hanya apabila merusak alam kita mendapatkan suatu bencana, apabila kita merusak  suatu buku dengan membaca maka ilmu yang kita dapat sebuah wawasan.
Wohooooooo......... sebuah terikan memberikan perhatian liar kearah mata binatang.
Bukan kah sebuah cemara yang beriringan menunggu hembusan angin bersabar bertahun-tahun untuk menunggu sebuah kenangan yang hadir. Disanalah dapat di petik sebuah kesimpulan terbaru jika aku di ibaratkan sebuah cemara  aku akan menunggu angin yang kencang untuk menyematkannya.

Minggu, 22 Mei 2016

MENGURAS ASA





Dari apa yang pernah dikatakan mungkin sebuah kata darimu sulit ku cerna dengan baik namun aku berusaha untuk memutar balikan  sebuah pemikiran ku yang menguras sebuah asa.

Tiba suatu waktu dimana kedamaian yang terdahulu hilang dan sempat ku temukan, akan tetapi setiap kata terucap dari mulut selalu aku santunkan untuk memaniskan suasana. Aku menyelesaikan sebuah problematis melalui asa yang dibuat olehnya. Aku ragu dengan kata virus merah jambu (pink) , yang sedikit-sedikit di selipkan dalam ucapannya. Aku seorang lelaki yang harus mengetahui sebuah rasa yang dimiliki oleh yang diharapkannya. Aku tidak pernah ragu mengatakan sebuah harapan di depan seseorang . Karena aku yakin apabila harapan itu terwujud aku dapat membanggakan dia depan teman-temanku , dan apabila aku gagal oleh harapan setidaknya aku punya malu terhadap kawan ku dan akhirnya aku tidak meneruskannya, tetapi untuknya aku tidak pernah menyesali untuk menunggu "jika datang suatu hari yang membingungkan  dan aku tak sanggup untuk menahannya yang ku punya hanyalah harapan untuk menunggunya" saya rasa hal yang terdahulu tidak pernah merusak segel hingga sekarang. "Asa ku semakin terkuras jiwaku tergerus oleh harapannya apakah aku pantas menjadi orang baik untuknya? Ataukah aku harus menjadi orang baik untuk memberikan suatu tanda?" Aku tidak pernah yakin dengan katanya yang ku yakin hanyalah dia sedang memegang tangan pasangannya sambil mengajak ku dengan menjulurkan tangannya ..... tinggal aku berfikir saja betapa sayangnya dia ke dia sedangkan aku hanya mimpi untuk bertemunya saja bagaikan nonton layar tancep dikala hujan hanya samar yg ku dapat. Berbicara dengan waktu cuma aku yang mengerti kisah waktu yang tidak ada di jam  bingung bukan? Waktu dan jam saja saling berdampingan untuk menentukan waktu saya tetapi tidak habis pikir untuk itu. Terinti dari sebuah cerita diatas aku hanya ingin menjadikan sebuah moment berharga ku tidak hilang dengannya aku tau dia ada niatan untuk menghilangkannya akan tetapi aku cukup berpasrah dengannya......