In a world that's filled with sorrow

Senin, 04 Juli 2016

titip rindu kepada hujan

Apapun yang kau dengar dan katakan (tentang cinta), itu semua hanyalah kulit. Sebab, inti dari sebuah cinta adalah rahasia yang tak terungkapkan, mereka bilang terdapat satu pintu hati, namun apa gunanya pintu  jika tidak ada tembok.
(maulana jalaluddin rumi)......

Lalu gunung mana lagi yang harus ku singgahi, sedangkan puncak terakhirku berada di dirimu dan rinduku masih berada di puncakmu... ada rindu yang ku titipkan pada bulir hujan di kaca jendela kamarmu. Namun sayangnya jendelamu tak berkaca, jadilah rinduku gagal menyapamu.....
Jika rasa sayangku hanya untuk kau mengetahuinya saja ... percayalah ada rasa yang paling sulit ku ungkapkan kepadamu karena benih cinta itu timbul bukan karena pandangan pertama melainkan karena pertemuan yang sulit dijalanin dan setiap bunga bertebaran di taman hanya satu yang tumbuh dengan sendirinya tanpa berbarengan dengan bunga yang lainnya. Karena setiap bunga memiliki fase yang sama terhadap bunga yang lainnya.. yang membedaknnya hanya lebih dulu tumbuh atau lebih dulu ada yang mati.....

Setiap langkah merupakan anugrah yang terindah yang di berikan tuhan. karena setiap langkah merupan takdir yang di luar nalar .terkadang rasa syukur atas sebuah nikmat telah ku sampaikan hanya di tutur kata bukan tutur nyata... aku telah bersyukur telah mengenal dia dari fase akar hingga fase dia mekar hanya saja kita terhimpit dengan waktu yang begitu dalam sehingga bunga itu telah terpetik oleh manusia yang lainnya....

Sadarkah dan berfikirlah mencintai seseorang dengan cara baik tanpa harus memiliki merupakan cara jalanku agar suatu saat tidak ada yang saling tersakiti karena menjaga perasaanmu jauh lebih sulit.. karena aku tahu betul jika aku dengan lelaki lainnya sama... aku berfikir menggunakan nalar pikiranku dan dirimu dan kaum hawa lainnya berfikir menggunakan logika yang terkandung dalam perasaan yang dalam...

Aku jujur telah lama menunggumu hingga kau tidak pernah tahu dari dulu dan akhirnya puncak menahannya tidak tertahan lagi dan aku mengucapkan lewat lisanku yang tidak ada makna mungkin di telingamu... namun aku sadar siapa aku, aku hanya pemanis dan penghangat suasanamu...
aku hanya ingin engkau mengetahuimya saja bukan ingin kau ikut terlarut dalam pemikiranku aku takut akan kerinduan yang muncak... dan aku tidak pernah takut akan kegagalan terserah dan persetan dengan orang lain mengatakan bertepuk sebelah tangan karena aku yakin yang ku punya hanyalah keberanian meski kau tidak pernah mencintaiku sama sekali....

Ketika mendung membutakan alam namun hujan akan turun setelahnya apa lagi yang harus ku takuti jika pelangi selalu datang setelah badai menghampiri....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar